Diberdayakan oleh Blogger.

RUKUN LAA ILAAH ILLALLAH bag 1

Selasa, 07 Mei 2013

Kalimat Tauhid "Laa ilaa illallah" terdiri dari dua rukun, yaitu : Nafi' dan Itsbat. Nafi disebutkan dalam kalimat "Laa Ilaaha" dan itsbat disebutkan dalam kalimat "Illallah".

Maka "Laa Ilaaha adalah meniadakan seluruh apapun yang disembah selai Allah. Sedangkan "Illallah" adalah meneguhkan bahwa seluruh ibadah hanya untuk Allah Rabbul 'alamiin satu-satunya, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam beribadah kepada-Nya, sebagaimana tidak ada sekutu dalam kekuasaan-Nya (Mulkihi) dan Rububiyan-Nya. Kemudian diwujudkan dengan bara'ah (putus hubungan) dari segala yang disembah selain Allah. Inilah hakikat pengabdian hanya teruntuk Allah satu-satunya.

Sesunggunya, tidak akan dapat mentauhidkan Allah dengan semurni-murninya kecuali kita mengenal musuh atau kebalikan Allah. Didalam Al-Qur'an, musuh atau kebalikan Allah adalah "Thaghut". Al-Qur'an menyebutkan thaghut sebagai kebalikan-Nya itu dalam lima bidang, yaitu :

1. Bidang keimanan/Aqidah. sebagaimana ayat :

 Artinya : "Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesunggunya ia telah berpagang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus". (Qs. Al-Baqoroh : 256)



2. Bidang ibadah, sebagaimana diterangkan dalam ayat :

Artinya : "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu. Maka dianta umat itu ada orang-orang yang diberikan petunjuk oleh Allah dan ada pula diantaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan atasya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)". (Qs. An-Nahl : 36)

3. Bidang kewalian, sebagaimana diterangkan dalam ayat :

Artinya : "Allah Pelindung orangl-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (Iman). dan orang-orang kafir; pelindungnya ialah syaitan". (Qs. Al-BBaqoroh : 257)

4. Bidang hukum dan perundang-undangan, sebagaimana diterangkan dalam ayat :
Artinya : "Mereka hendak berhakim kepada Thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari Thaghut itu".

yang dipertegas dalam ayat lain :
Artinya : "Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin". (Qs. Al-Maidah : 50)

5. Dalam bidang sabil (Jalan hidup), sebagaimana diterangkan dalam ayat :

Artinya : "Orang-orang yang beriman berperang dijalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang dijalan Thoghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu". (Qs. An-Nisa : 76)



Yang dipertegas dalam ayat lain :

Artinya : "Dan bahwa (yang kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari janan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa". (Qs. Al-An'am : 153)

Dengan memperhatikan ayat-ayat diatas, kita dapakan kejelasan makna kalimat tauhid "Laa ilaha illallah" dalam konteks nafi dan itsbat, yaitu :
  1. Pada bidang pertama, kalimat sejajar dengan kalimat nafi "laa ilaha" adalah "yakfur bit-thaghut", sedangkan yang sejajar dengan kalimat itsbat "illallah" adalah "yu'min billah".
  2. Pada bidang kedua, kalimat yang sejajar dengan kalimat nafi "laa ilaaha" adalah "ijtinabut-thaghut", sedangkan yang  sejajar dengan kalimat itsbat "illallah" adalah "u'budullah".
  3. Pada bidang ketiga, kalimat yang sejajar dengan kalimaat nafi "laa ilaaha" adalah "walladzina kafaru auliyauhumut-thaghut", sedangkan yang sejajar dengan kalimat itsbat "ilallah" adalah "Allahu waliyulladzina amanu".
  4. Pada bidang keempat, kalimat yang sejajar dengan kalimat nafi "Laa ilaaha" adalah "ay-yatahakamu ilat-thaghut atau afahukmul jahiliyah yabghun", sedangkan yang sejajar dengan kalimat itsbat "ilallah" adalah "waqod umiru an yakfuru bihi atau waman ahsana minallah hukman".
  5. Pada bidang kelima, kalimat yang sejajar dengan kalimat nafi "laa ilaaha" adalah "Walladzina kafaru yuqothiluna fisabilit-thaghut atau wala tattabi'us subula fatafarraqa bikum 'an sabilih", sedangkan yang sejajar dengan kalimat itsbat "illallah" adalah "Alladziina amanu yuqothiluuna fi sabilillah atau wa anna haadza shiroti mustaqiman fattabi'uhu".
Seluruh apa yang sejajar dengan Allah, yang mesti diteguhkan sebagai aplikasi kalimat itsbat "illallah" itulah "Al-Haq". Sedangkan sebaliknya, seluruh apa yang sejajar dengan thaghut, yang mesti ditiadakan sebagai aplikasi kalimat nafi "Laa ilaaha" adalah "Al-Bathil" Atau "Dhalal"

AL FURQON

Senin, 06 Mei 2013

PENGERTIA AL FURQON

  1. Secara bahasa artinya : menceraikan, memecah membagi, membelah dan memisahkan (Qs. 77:4)Memecah belah, Mencerai beraikan 
  2. Istilah dalam Al-Qur'an : Qs. 25:1, 2:53, 3:4, 2:185
 Pembeda, pemisah antara yang haq dan yang bathil. Pembeda dapat diartikan sebagai sebuah sikap yang dapat membedakan atara yang haq dan yang bathil (Qs. 86:13)

Pengertian Furqon yang lain
  • Qs. 8:41 : Hari bertemunya dua pasukan (yang haq dan yang bathil)
  • Qs. 25:2 : Kerajaan, Kekuasaan, Pemerintahan

AKTUALISASI FURQON
Ketakwaan dan Keimanan seseorang niscaya akan melahirkan suatu polah atau sikap perbedaan antara kebenaran dan kebathilan (Qs. :29) hal ini dapat direfleksikan pada skema berikut ini :

  • Qs. 2:159 : belanjakanlah hartamu di jalan Allah
  • Qs. 2:190 : berperanglah dijalan Allah tapi jangan melampoi batas
  • Qs. 6:153 : orang yang beriman berperang dijalan Allah dan orang yang kafir berperang di jalan thogut.

PERBEDAAN SABILILLAH DAN SABILIT THOGHUT


KESIMPULAN
  1. Sikap Furqon adalah aplikasi dan refleksi dari keimanan dan ketakwaan seseorang (Qs. 8:29)
  2. Furqon akan menentukan sikap " WALA' DAN BARO' " seseorang (Qs. 2:257)

Wallohu A'lam Bishshowab
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Al-Islam - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger