Allah : Mudabbir
Tiada pengatur di alam semesta ini kecuali Allah SWT semata, maknanya Allah
sebagai pembuat tunggal aturan-aturan kehidupan, baik dalam kehidupan
natural, sosial, maupun kultural. Dalam kehidupan natural (alam), misalnya,
Allah sebagai Mudabbir (Pengatur) dinamika jagat raya yang, sebagaimana
Muslim dan non-Muslim ketahui, begitu harmonisnya tanpa cacat.
Bermilyard-milyad bintang bergerak tanpa bersentuhan satu dengan lainnya.
Begitu luas-luas dan luasnya dimensi ruang alam sehingga sinar suatu bintang
yang terangnya berpuluh bahkan beratus kali sinar matahari hanya
berkelap-kelip. Gerakan rotasi maupun revolusi matahari dan bumi yang begitu
rapi tetap menghasilkan 24 jam sehari. Sinar panas mentari yang diterima
laut sehingga uapnya dibawa angin ke atas lalu berwujud awan berubah menjadi
air hujan dingin yang jatuh ke bawah sehingga menumbuhkan tanaman lalu
manusia bisa makan nasi, roti, buah-buahan, dsb. dan minum teh, kopi,
coklat, dsb. Masih terlalu banyak fenomena-fenomena alam lainnya.
Allaahu Akbar Walillaahil-hamd !
read more
"Dia (Allah) mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian urusan itu naik
kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu" (QS as-Sajdh 32:5)
Gejala alam semesta tersebut di atas begitu harmonis tanpa problem, karena
memang tidak ada sekutu bagi Allah dalam mengatur kehidupan natural.
Sebaliknya, kehidupan sosial dan kultural manusia saat ini telah rusak,
sakit, dan penuh dengan problems. Holy Quran menyebutkan bahwa kerusakan di
darat dan laut karena ulah tangan manusia (QS ar-Ruum 30:41) Lihatlah:
pembunuhan, perang, korupsi, perampokan, prostitusi, penipuan, monopoli,
perjudian, permabukan, dsb-dsb. Mengapa demikian ?! Tangan-tangan kotor
manusia telah merusak dunia, yaitu dengan mengangkat "tuhan-tuhan yang baru"
(sesama manusia, nafsu, otak, harta, isme, boss, teknologi, jabatan, uang,
dsb-dsb) sebagai pengatur kehidupan sosial dan kulturalnya. Aturan hidup
dari Tuhan yang sebenarnya (Allah), yaitu Diinul-Islam, dicampakkan begitu
saja, diabaikan, atau disesuaikan dengan "tuhan-tuhan baru"-nya.
"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah
mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas
penglihatannya ? ..."(QS al-Jatsiyah 45:23)
"Katakanlah: mengapa kamu
menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi madharat
kepadamu dan tidak pula memberi manfaat ? ..."(QS al-Maidah 5:76)
"Sekiranya
ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu
telah rusak binasa..."(QS al-Anbiyaa 21:22).
Allah : Wali
Allah sebagai pelindung. Dalam satu ayat yang realitas kebenarannya telah
dibuktikan manusia, disebutkan :
"Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah
adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang
paling lemah ialah rumah laba-laba, kalau mereka mengetahui" (QS al-Ankabuut
29:41).
Mereka memproklamirkan "tuhan-tuhan yang baru" sebagai pelindung kehidupan
yang kekuatan sebenarnya seperti sarang laba-laba - lemah dan suatu saat
akan hancur. Realitas sejarah telah berbicara; "tuhan komunisme" telah
tumbang, sesudah dijadikan pelindung puluhan (mungkin) ratusan juta orang
selama kurang lebih setengah abad; "tuhan jabatan" tidak akan melindungi
lagi setelah pensiun; "tuhan teknologi" (senjata, televisi, video, dsb)
tidak jarang menimbulkan kerusakan-kerusakan. Semua "tuhan-tuhan baru"
ciptaan manusia akan binasa dan hancur, setelah Tuhan yang sebenarnya (Allah
Rabbul-'izzati) memerintahkan malaikat Isrofil untuk meniup terompet
sangkakala, pertanda kehidupan dunia mulai berganti dengan Hari Akhir.
Bagi orang-orang yang beriman, pelindung kehidupannya adalah Pelindung
Perkasa - Allah Azza wa Jalla. Rasulullaah SAW dan sesama orang yang beriman
juga menjadi pelindungnya, untuk tetap mempertuhankan Allah semata.
"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak pula mereka bersedih hati, yaitu orang-orang yang beriman
dan mereka selalu bertaqwa" (QS Yunus 10:62-63)
"Sesungguhnya penolong kamu
hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan
shalat, dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk kepada Allah (QS
al-Maidah 5:55).
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan
bapak-bapakmu dan saudara-saudaramu sebagai pemimpin-pemimpinmu jika mereka
lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan ..."(QS at-Taubah 9:23)
Home
Syahadatain
KONSEKUENSI-KONSEKUENSI SYAHADATAIN (3)
KONSEKUENSI-KONSEKUENSI SYAHADATAIN (3)
Selasa, 01 Januari 2013
Label:
Syahadatain
0 komentar:
Bismillahirrahmaanirrohiim
Sialahkan menanggapi dengan bahasa yang baik dan sopan... !