KONSEKUENSI-KONSEKUENSI SYAHADATAIN (3)

Selasa, 01 Januari 2013

Allah : Mudabbir 

Tiada pengatur di alam semesta ini kecuali Allah SWT semata, maknanya Allah sebagai pembuat tunggal aturan-aturan kehidupan, baik dalam kehidupan natural, sosial, maupun kultural. Dalam kehidupan natural (alam), misalnya, Allah sebagai Mudabbir (Pengatur) dinamika jagat raya yang, sebagaimana Muslim dan non-Muslim ketahui, begitu harmonisnya tanpa cacat. Bermilyard-milyad bintang bergerak tanpa bersentuhan satu dengan lainnya. Begitu luas-luas dan luasnya dimensi ruang alam sehingga sinar suatu bintang yang terangnya berpuluh bahkan beratus kali sinar matahari hanya berkelap-kelip. Gerakan rotasi maupun revolusi matahari dan bumi yang begitu rapi tetap menghasilkan 24 jam sehari. Sinar panas mentari yang diterima laut sehingga uapnya dibawa angin ke atas lalu berwujud awan berubah menjadi air hujan dingin yang jatuh ke bawah sehingga menumbuhkan tanaman lalu manusia bisa makan nasi, roti, buah-buahan, dsb. dan minum teh, kopi, coklat, dsb. Masih terlalu banyak fenomena-fenomena alam lainnya. Allaahu Akbar Walillaahil-hamd !

read more

"Dia (Allah) mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian urusan itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu" (QS as-Sajdh 32:5)

Gejala alam semesta tersebut di atas begitu harmonis tanpa problem, karena memang tidak ada sekutu bagi Allah dalam mengatur kehidupan natural. Sebaliknya, kehidupan sosial dan kultural manusia saat ini telah rusak, sakit, dan penuh dengan problems. Holy Quran menyebutkan bahwa kerusakan di darat dan laut karena ulah tangan manusia (QS ar-Ruum 30:41) Lihatlah: pembunuhan, perang, korupsi, perampokan, prostitusi, penipuan, monopoli, perjudian, permabukan, dsb-dsb. Mengapa demikian ?! Tangan-tangan kotor manusia telah merusak dunia, yaitu dengan mengangkat "tuhan-tuhan yang baru" (sesama manusia, nafsu, otak, harta, isme, boss, teknologi, jabatan, uang, dsb-dsb) sebagai pengatur kehidupan sosial dan kulturalnya. Aturan hidup dari Tuhan yang sebenarnya (Allah), yaitu Diinul-Islam, dicampakkan begitu saja, diabaikan, atau disesuaikan dengan "tuhan-tuhan baru"-nya.

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya ? ..."(QS al-Jatsiyah 45:23) 

"Katakanlah: mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi madharat kepadamu dan tidak pula memberi manfaat ? ..."(QS al-Maidah 5:76) 

"Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa..."(QS al-Anbiyaa 21:22).

Allah : Wali 

Allah sebagai pelindung. Dalam satu ayat yang realitas kebenarannya telah dibuktikan manusia, disebutkan :

"Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, kalau mereka mengetahui" (QS al-Ankabuut 29:41).  

Mereka memproklamirkan "tuhan-tuhan yang baru" sebagai pelindung kehidupan yang kekuatan sebenarnya seperti sarang laba-laba - lemah dan suatu saat akan hancur. Realitas sejarah telah berbicara; "tuhan komunisme" telah tumbang, sesudah dijadikan pelindung puluhan (mungkin) ratusan juta orang selama kurang lebih setengah abad; "tuhan jabatan" tidak akan melindungi lagi setelah pensiun; "tuhan teknologi" (senjata, televisi, video, dsb) tidak jarang menimbulkan kerusakan-kerusakan. Semua "tuhan-tuhan baru" ciptaan manusia akan binasa dan hancur, setelah Tuhan yang sebenarnya (Allah Rabbul-'izzati) memerintahkan malaikat Isrofil untuk meniup terompet sangkakala, pertanda kehidupan dunia mulai berganti dengan Hari Akhir.

Bagi orang-orang yang beriman, pelindung kehidupannya adalah Pelindung Perkasa - Allah Azza wa Jalla. Rasulullaah SAW dan sesama orang yang beriman juga menjadi pelindungnya, untuk tetap mempertuhankan Allah semata.

"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati, yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa" (QS Yunus 10:62-63) 

"Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk kepada Allah (QS al-Maidah 5:55). 

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapakmu dan saudara-saudaramu sebagai pemimpin-pemimpinmu jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan ..."(QS at-Taubah 9:23)
Sebarkan artikel ini :

0 komentar:

Bismillahirrahmaanirrohiim

Sialahkan menanggapi dengan bahasa yang baik dan sopan... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Al-Islam - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger